[Travelinsight] Hongkong

by - January 26, 2019



Exactly a year ago I went to Hongkong and I still remember every single detail that happened at the time.

Serius. perjalanan ke Hongkong cukup mengesankan buatku. yang mau aku bicarakan bukan tentang kotanya, makanannya, tempat-tempat wisatawan yang aku kunjungi. tapi yang berkesan adalah pengalamanku selama disana. I'm not going to share my itinerary like any other travel blogger. I just want to share a story. a touching story of me.

Jadi, kunjungan pertamaku ke Hongkong sekaligus jadi traveling pertama ku setelah aku berhijab.

dipikiranku dulu, akan ribet banget ketika orang berhijab harus berpergian jauh. ternyata pada saat benar-benar merasakannya. aku tidak merasa seperti itu.
sekalipun di siang hari hongkong begitu panas. aku nggak merasakan kegerahan, kulit kepala gatal dan sebagainya saat berhijab. bahkan aku merasa sebaliknya. i felt so comfort wearing hijab because i dont have to worry about my hairstyle.



Tapi ternyata di Hongkong I got another perks of wearing hijab.
you know what?

you are being greeted by every Moslem you met in anywhere.

satu dua kali aku masih merasa biasa.
kupikir mungkin karakter orang yang menyapaku seperti itu.

tapi hari demi hari tak terhitung sesama muslim yang menyapaku.

disitu pertama kalinya aku menyadari
hijab is a moslem woman symbol.
symbol of respect, symbol of solidarity

masih belum habis rasa terkesima di dalam dada.
karena disapa, dibantu, bahkan diberi first priority waktu naik MTR.


setiap hari juga aku dan suami mengusahakan untuk mengunjungi satu masjid yang ada di sekitar tempat-tempat yang kami tuju.
dari beberapa masjid yang kami singgahi, hampir semua masjid hanya menyediakan mukena ponco (atau mukena tanpa kepala). waktu liat fenomena itu sebenernya aku ingin bertanya pada salah satu pengurus masjidnya. tapi berhubung terhalang karena kendala bahasa (banyak orang HK yang tidak fasih berbahasa Inggris) jadi kuurungkan niatku untuk mencari tahu.
disisi lain ada insight dalam diriku kalau mungkin orang-orang di Hongkong berpikiran kalau setiap muslim itu seyogianya harus berhijab.
disitu seketika aku merasa malu.
mengapa aku tak berhijab dari dulu.

selain rangkaian peristiwa menyenangkan sebagai seorang muslim, saat itu juga banyak tantangan yang harus aku hadapi. tantangan terbesar ketika traveling ke negara minoritas muslim sudah pasti makanannya. buat aku yang cepat laper dan doyan kuliner. hal itu jadi tantangan yang cukup berat. tapi aku berkomitment dalam hati hanya mau makan makanan yang ada logo halalnya. alhamdulillah tiap makan jadi lebih enak dan nikmat karena perjalanan buat dapetinnya juga luar biasa (insya Allah akan aku post rekomendasi makanannya di postingan aku yang lain ya)


Overall, aku happy dengan semua yang terjadi.
ada rasa senang yang membuncah di dalam dada dan ada rasa haru tiada tara.
Terima kasih Ya Allah aku bahagia :)















You May Also Like

0 comments